Mutiaracahaya’s Blog

‘amma yatasaa-aluuna

[78:1] Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya ?
‘ani alnnaba-i al’azhiimi

[78:2] Tentang berita yang besar1545,
alladzii hum fiihi mukhtalifuuna

[78:3] yang mereka perselisihkan tentang ini.
kallaa saya’lamuuna

[78:4] Sekali-kali tidak1546; kelak mereka akan mengetahui,
tsumma kallaa saya’lamuuna

[78:5] kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui.
alam naj’ali al-ardha mihaadaan

[78:6] Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan ?,
waaljibaala awtaadaan

[78:7] dan gunung-gunung sebagai pasak ?,
wakhalaqnaakum azwaajaan

[78:8] dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,
waja’alnaa nawmakum subaataan

[78:9] dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
waja’alnaa allayla libaasaan

[78:10] dan Kami jadikan malam sebagai pakaian1547,
waja’alnaa alnnahaara ma’aasyaan

[78:11] dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,
wabanaynaa fawqakum sab’an syidaadaan

[78:12] dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,
waja’alnaa siraajan wahhaajaan

[78:13] dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),
wa-anzalnaa mina almu’shiraati maa-an tsajjaajaan

[78:14] dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,
linukhrija bihi habban wanabaataan

[78:15] supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,
wajannaatin alfaafaan

[78:16] dan kebun-kebun yang lebat?
inna yawma alfashli kaana miiqaataan

[78:17] Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan,
yawma yunfakhu fii alshshuuri fata/tuuna afwaajaan

[78:18] yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangsakala lalu kamu datang berkelompok-kelompok,
wafutihati alssamaau fakaanat abwaabaan

[78:19] dan dibukalah langit, maka terdapatlah beberapa pintu,
wasuyyirati aljibaalu fakaanat saraabaan

[78:20] dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia.
inna jahannama kaanat mirshaadaan

[78:21] Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai1548,
lilththaaghiina maaabaan

[78:22] lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas,
laabitsiina fiihaa ahqaabaan

[78:23] mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya,
laa yadzuuquuna fiihaa bardan walaa syaraabaan

[78:24] mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,
illaa hamiiman waghassaaqaan

[78:25] selain air yang mendidih dan nanah,
jazaa-an wifaaqaan

[78:26] sebagai pambalasan yang setimpal.
innahum kaanuu laa yarjuuna hisaabaan

[78:27] Sesungguhnya mereka tidak berharap (takut) kepada hisab,
wakadzdzabuu bi-aayaatinaa kidzdzaabaan

[78:28] dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya.
wakulla syay-in ahsaynaahu kitaabaan

[78:29] Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab1549.
fadzuuquu falan naziidakum illaa ‘adzaabaan

[78:30] Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab.
[78:31] Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan,
hadaa-iqa wa-a’naabaan

[78:32] (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,
wakawaa‘iba atraabaan

[78:33] dan gadis-gadis remaja yang sebaya,
waka/san dihaaqaan

[78:34] dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).
laa yasma’uuna fiihaa laghwan walaa kidzdzaabaan

[78:35] Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula) perkataan dusta.
jazaa-an min rabbika ‘athaa-an hisaabaan

[78:36] Sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak,
rabbi alssamaawaati waal-ardhi wamaa baynahumaa alrrahmaani laa yamlikuuna minhu khithaabaan

[78:37] Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia.
yawma yaquumu alrruuhu waalmalaa-ikatu shaffan laa yatakallamuuna illaa man adzina lahu alrrahmaanu waqaala shawaabaan

[78:38] Pada hari, ketika ruh1550 dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.
dzaalika alyawmu alhaqqu faman syaa-a ittakhadza ilaa rabbihi maaabaan

[78:39] Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.
innaa andzarnaakum ‘adzaaban qariiban yawma yanzhuru almaru maa qaddamat yadaahu wayaquulu alkaafiru yaa laytanii kuntu turaabaan

[78:40] Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:”Alangkah baiknya sekiranya dahulu adalah tanah”.

habib Abdullah bin ja’far Assegaf
Kajian Kitab Nasahadiniyyah (nasehat2 Agama) yang dikarang oleh Al Habib Abdullah Bin Alwi Al Haddad.
>> tinggalkanlah maksiat dan tobatlah sebelum kalian bertemu dgn Allah, jika kalian
bertemu dgn Allah dalam Keadaan Maksiat maka org tsb disiapkan Neraka Jahanam, di sana ia tidak hidup dan tidak mati disiksa terus oleh Allah.
>>jgn Kalian Merasa Aman2 Saja dgn Maksiat yg kalian lakukan.

Al habib Ahyad Banahsan..
Rasulullah Bersabda
“Aku tinggalkan Kamu warisan, kalau engkau peganng tidak akan tersesat, Al Qur’an dan Keluargaku”..
“Syafaatku untuk yang mencintai Keluargaku”

Dunia ini terlaknat di ciptakan Allah tapi Lupa Kepada Allah
kecuali orang2 yang ingat kepada Allah (alim, mutaalim)
Allah menciptakan kita untuk ingat/selalu beribadah kepada NYa.

Sahabat, ya rasul aku byk berdoa berapa banyak bagian wirid (shalawat) kepada Engkau..
Rasulullah menjawab terserah.
sahabat : bagaimana jika 1/4
rasul : terserah jika engkau tambah lebih bagus.

sahabat : bagaimana jika 2/3
rasul : terserah jika engkau tambah lebih bagus.
sahabat : bagaimana jika semua wiridku
rasul : maka Allah akan mudahkan Urusan, dan diampuni segala dosa2.

siapa yg benci kepada Keluarga Rasulullah maka mulutnya saja islam padahal dia seorang Munafik.

H Musthofa.
beruntung mata/lisan/qta bershalawat, hati/jasad/ruh/darah, memandang kasih kekasih nabi Muhammad S.aw, memandang penuh bahagia/cinta.
org yg cinta kepada para Awliya (habaib) bukan dilisan tapi mahabbah di dalam hati kecintaan kepada Nabi Muhammad s.a.w
tempelkan hati Mahabbah kepada Alim Ulama.

H. Hasan.
berbaktilah kepada Kedua Orang tua kita yang melahirkan kita dan susah payah mengurus kita..
“jangan membentak Orang tua, jgn berkata Akh kepada Orang tua ”
Doakanlah Orang Tua Kita  agar panjang umur, dikablukan hajatnya di luaskan rezekinya..

Judul: Rasulullah SAW. Mempunyai Keturunan & Allah SWT Memuliakannya

Pengarang: Ir. Sayyid Abdussalam Al-Hinduan, M.B.A.

Penerbit: Cahaya Hati, Cetakan 1 Februari  2008

Tebal: 156 halaman

Jika Cinta Rasul, Cinta Ahlul Bayt-nya

“Kutinggalkan di tengah kalian dua peninggalanku: Kitabullah, sebagai tali yang terentang dari langit sampai ke bumi, dan keturunanku, ahlul baytku. Dua-duanya itu sungguh tidak akan terpisah hingga saat kembali kepadaku di haudh (telaga di surga).”

Telah sama kita maklumi, Rasulullah adalah nabi utusan Allah SWT kepada seluruh manusia. Keberadaannya merupakan rahmat bagi alam semesta. Ayat Al-Quran secara tegas menyatakan hal tersebut, “Dan kami tidak mengutus engkau (wahai Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS Al-Anbiya’: 108). Dialah pula rasul yang paling dicintai oleh Allah dan diberi gelar Al-Habib Al-A`zham (Kekasih yang Teragung).

Dalam ayat lain dikatakan, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS Al-Qalam: 4).

Tak ada yang mengingkari betapa besar jasa yang telah diberikan oleh Rasulullah SAW. Dengan risalah yang Allah perintahkan untuk disampaikannya, beliau telah menunjukkan jalan yang lurus, telah mengalihkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Beliau telah berjasa membawa umat manusia untuk mengenal Pencipta mereka serta mengabdi dan beribadah kepada-Nya.

Melalui beliaulah kita mengenal apa yang Allah perintahkan dan apa yang Allah larang. Melalui beliau pula kita mengetahui bagaimana cara-cara mendekatkan diri kepada-Nya. Bahkan, bagaimana menjalani kehidupan dalam segala seginya pun, kita dibimbing olehnya. Ya, betapa besar jasa beliau kepada umat manusia.

Seorang yang berakal, dan memiliki perasaan, tentu tak akan mengabaikan begitu saja orang yang telah berjasa kepadanya. Kepada orang yang memberikan pertolongan sedikit saja, hati kecil kita pasti ingin memberikan balasannya. Apalagi kepada orang yang telah memberikan pertolongan tak terkira, yang telah menyelamatkannya sepanjang kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Tentu sangat tak layak untuk mengabaikannya dan tak berterima kasih kepadaya.

Permintaan Nabi

Tetapi bagaimana berterima kasih kepadanya atas dakwahnya kepada umat manusia? Salah satunya adalah memberikan apa yang diminta oleh beliau.

Pertanyaannya, apa yang diminta oleh beliau? Mengenai itu, ayat Al-Quran mengatakan, “Katakanlah, hai Muhammad, ‘Aku tidak minta upah apa pun atas hal itu (yakni dakwah risalah) kecuali cinta kasih dalam (terhadap) keluarga’.” (QS Asy-Syura: 23). Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud keluarga di situ adalah keluarga Nabi (ahlul bayt).

Ahlul bayt Rasulullah SAW adalah orang yang paling dekat dengan beliau, yang secara khusus dicintai, dihormati, dan dipeliharanya. Allah memuliakan mereka dan secara khusus dijaga agar tetap suci dan dijauhkan dari kekejian. Banyak hadits yang menunjukkan kemuliaan mereka dan perintah beliau kepada umatnya untuk mencintai mereka.

Rasulullah sangat mencintai dan menyayangi ahlul baytnya. Ibnu Abbas RA mengatakan, “Aku menyaksikan sendiri selama sembilan bulan, setiap hendak shalat di masjid Rasulullah selalu mengatakan, ‘Assalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sungguh Allah hendak menghapuskan noda dari kalian, wahai ahlul bayt, dan benar-benar hendak menyucikan kalian. Marilah kita shalat. Semoga Allah melimpahkan rahmatnya kepada kalian’.” Ucapan salam ini ditujukan kepada keluarga Ali bin Abi Thalib dan Fathimah.

Tidak cukup dengan mengucapkan salam kepada ahlul baytnya, Rasulullah juga  mengingatkan, “Kutinggalkan di tengah kalian dua peninggalanku: Kitabullah, sebagai tali yang terentang dari langit sampai ke bumi, dan keturunanku, ahlul baytku. Dua-duanya itu sungguh tidak akan terpisah hingga saat kembali kepadaku di haudh (telaga di surga).”

Selama ini telah banyak muncul beberapa buku dalam bahasa Arab yang berbicara tentang ahlul bayt. Tetapi yang dalam bahasa Indonesia memang belum banyak. Namun, alhamdulillah kini telah bertambah lagi dengan terbitnya buku Rasulullah SAW. Mempunyai Keturunan dan Allah SWT Memuliakannya, ditulis oleh Ir. Sayyid Abdussalam Al-Hinduan, M.B.A.

Hadits Tsaqalain

Beberapa bahasan penting diuraikan dalam buku ini. Pembahasan diawali dengan kisah tentang sikap kaum kafir Quraisy yang mengejek bahwa Rasulullah tidak mempunyai keturunan karena anak laki-lakinya wafat. Kemudian berturut-turut dibahas ihwal dikukuhkannya ahlul bayt Nabi SAW berdasarkan surah Al-Ahzab ayat 33, bernasabnya semua orang kepada ayahnya kecuali anak-anak Fathimah, lalu tentang hadits tsaqalain, yaitu wasiat Nabi SAW bahwa beliau meninggalkan dua perkara berat kepada umatnya, yakni Al-Quran dan keturunannya.

Hadits tsaqalain itu memang berbeda dengan hadits lainnya yang telah sangat terkenal, yaitu bahwa Nabi SAW meninggalkan dua perkara, Al-Quran dan sunnahnya. Kedua hadits itu ada dan masing-masing tidak membatalkan yang lainnya. Bedanya, hadits tsaqalain tersebut masih belum banyak diketahui kaum muslimin, padahal tidak kalah pentingnya. Dan hadits itu memang menjadi bagian yang sangat urgen dalam pembahasan tentang keluarga Rasulullah, karena merupakan wasiat beliau.

Bahasan lain yang diuraikan dalam buku ini adalah tentang eksisnya keturunan Nabi SAW hingga hari kiamat, wajibnya mencintai keluarga Rasulullah, arti dan leluhur Bani Alawi, dan beberapa hal lain yang terkait. Dibahas pula tentang peranan keturunan Nabi SAW dalam penyebaran Islam.

Kehadiran buku ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khazanah pengetahuan Islam, terutama bagi para pecinta Rasulullah SAW dan keluarganya. Bagi kaum muslimin, mereka dapat lebih memahami persoalan ini, sehingga dapat menambah kecintaan kepada keluarga dan keturunan beliau. Sedangkan bagi mereka yang tergolong keturunan beliau, dapat memahami tugas dan tanggung jawab mereka yang berat. RIS

Sumber :

http://majalah-alkisah.com

Ya Allah, bagi Mu segala Puji. Engkau berfirman dan Firman Mu adalah Kebenaran yang nyata
katakanlah : Benarlah (apa yang difirmankan) Allah”. Maka Ikutilah Agama Ibrohim.
Dan Siapakah yang lebih benar perkataannya selain Allah
Dan Siapakah yang lebih benar Ucapannya selain Allah
Tiada Ilah Melainkan Allah
yang diesakan pada kebesaran Nya dengan kesempuranaan KeindahanNya dengan penuh keagungan dan kebesaran.
yg diesakan dengan mengurus seluruh perkara dgn terperinci dan menyeluruh atas takdir dan perencanaanNYa
yang ditinggikan dengan kebesaran dan Kemulian NYA
yang menurunkan Al Furqan (Al Qur’an) kepada hambaNYA (Muhammad) agar menjadi peringatan kepada seluruh mahluk.
Tiada Ilah Melainkan Allah.
yang awal tidak ada permulaannya dan yang akhir tidak ada ujungnya.
yang tidak akan binasa dan musnah.
dan segala sesuatu tidak akan ada melainkan dengan KehendakNYA.
Tiada Ilah Melainkan Allah
Yang maha Agung dan Maha Penerima Taubat, yang maha Pengampun dan Maha Pemberi..
yang tunduk seluruh jiwa kepada kebesaranNYA.
dan rendah kepada keperkasaanNYA semua bintang.
dan lunaklah kepada kekuasaanNYA semua binatang2 yang buas.
rab semua “tuhan-tuhan” dan yang menjadi penyebab segala sebab.
yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan yang menciptakan Manusia dari tanah.
yang mengampuni dosa dan menerima taubat lagi keras hukumanNYA
yang mempunyai karunia. Tiada Ilah (yang berhak disembah) Selain Dia.
Hanya Kepada-NYalah aku bertawakkal dan Kepada-NYalah tempat kembalinya taubat.
dan sungguh benarlah rasul Allah yang ummi keturunan Bani Hasyim.
Kepadanyalah dicurahkan limpahan rahmat dan kesejahteraan.
rahmat dan kesejahteraan dari Allah semoga senantiasa dicurahkan kepadanya.
Beserta Keluarganya yang baik dan suci.
dan istri2nya yg menjadi Ummahaatul Mu’miniin
dan sahabat2nya yang mulia dan mendapat kebahagiaan.
dan para tabiin serta orang2 yang mengikutinya dengan baik sampai hari kiamat
dan kami atas segala yang difirmankan Rabb kami.
Dzat yang menciptakan dan memberi rizki kepada kami, menjadi saksi
dan tidak mengingkari atas segala yang diwajibkan dan yang di tetapkan.
dan segala puji milik Allah, Rabb Semesta Alam.
Ya Allah bagiMu segala Puji dan bagi Mu pula segala kesyukuran.
dan kepadamu dikembalikan segala urusan.
urusan yang nampak maupun tersembunyi.
maka engkaulah dzat yang berhak dipuji dan disembah.
dan engkau maha kuasa atas segala sesuatu.
kami memujiMu ya Rabbana atas penciptaan kami yg asalnya tidak ada.
dan melebihkan kami atas seluruh manusia
Ya Allah Bagi Mu segala Puji.
karena Engkau telah Memudahkan kami untuk melaksanakan Shaum Ramadhan dgn qiyamu Ramadhannya

….

…..

* Akan dilengkapi perlahan2..^ ^

Smoga Bermanfaat ..

ijazah

ijazah

Oleh Habib Abdullah bin Ja’far Assegaff
Kajian Kitab Nasahadiniyyah (nasehat2 Agama)
yang dikarang oleh Al Habib Abdullah Bin Alwi Al Haddad.

Tidak ada Naungan kecuali naungan Allah yaitu yang mendapat naungan 7 golongan, diantaranya _>
Seorang Pemuda Yang Shalat Malam Sendiri dgn Khusyu’ Meminta Ampun Kepada Allah atas dirinya dan Muslimin dan Muslimat.
Di Hari Kiamat Mata akan banyak menangis karena banyak maksiat, kecuali mata yg sering menangis krn Allah
dan mata yang berjihad kepada Allah dia tidak tidur untuk selalu beribadah kepada Allah.
“tidak Akan Masuk Api Neraka orang Yang Menangis Karena Allah S.W.T’.

Surah ALI ‘IMRAN (KELUARGA ‘IMRAN) : 103

wai‘tashimuu bihabli allaahi jamii’an walaa tafarraquu waudzkuruu ni’mata allaahi ‘alaykum idz kuntum a’daa-an fa-allafa bayna quluubikum fa-ashbahtum bini’matihi ikhwaanan wakuntum ‘alaa syafaa hufratin mina alnnaari fa-anqadzakum minhaa kadzaalika yubayyinu allaahu lakum aayaatihi la’allakum tahtaduuna
[3:103] Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
3. ALI ‘IMRAN (KELUARGA ‘IMRAN)
[ Daftar Surat ]

Bahasa Indonesia Albanian Bosnian Dutch English German French Spanien Italian Swahili Surat 1. AL FATIHAH 2. AL BAQARAH 3. ALI IMRAN 4. AN NISAA’ 5. AL MAA-IDAH 6. AL AN’AAM 7. AL A’RAAF 8. AL ANFAAL 9. AT TAUBAH 10. YUNUS 11. HUD 12. YUSUF 13. AR RA’D 14. IBRAHIM 15. AL HIJR 16. AN NAHL 17. AL ISRA 18. AL KAHFI 19. MARYAM 20. THAHA 21. AL ANBIYAA’ 22. AL HAJJ 23. AL MU’MINUN 24. AN NUUR 25. AL FURQAAN 26. ASY SYU’ARA’ 27. AN NAML 28. AL QASHASH 29. AL ANKABUT 30. AR RUUM 31. LUQMAN 32. AS SAJADAH 33. AL AHZAB 34. SABA’ 35. FAATHIR 36. YAASIIN 37. ASH-SHAFFAAT 38. SHAAD 39. AZ-ZUMAR 40. AL MU’MIN 41. FUSH SHILAT 42. ASY SYUURA 43. AZ ZUKHRUF 44. AD DUKHAAN 45. AL JAATSIYAH 46. AL AHQAAF 47. MUHAMMAD 48. AL FAT-H 49. AL HUJURAT 50. QAAF 51. ADZ-DZAARIYAAT 52. ATH-THUUR 53. AN-NAJM 54. AL-QAMAR 55. AR RAHMAAN 56. AL WAAQIAH 57. AL HADID 58. AL MUJAADILAH 59. AL HASYR 60. AL MUMTAHANAH 61. ASH-SHAFF 62. AL JUMU’AH 63. AL MUNAAFIQUUN 64. AT-TAGHAABUN 65. ATH THALAQ 66. AT TAHRIM 67. AL MULK 68. AL QALAM 69. AL HAAQQAH 70. AL MA’AARIJ 71. NUH 72. AL JIN 73. AL MUZZAMMIL 74. AL MUDDATSTSIR 75. AL QIYAAMAH 76. AL INSAAN 77. AL MURSALAAT 78. AN-NABA’ 79. AN-NAAZI’AAT 80. ‘ABASA 81. AT-TAKWIIR 82. AL INFITHAR 83. AL MUTHAFFIFIIN 84. AL INSYIQAAQ 85. AL BURUUJ 86. ATH-THAARIQ 87. AL A’LAA 88. AL GHAASYIYAH 89. AL FAJR 90. AL BALAD 91. ASY-SYAMS 92. AL LAIL 93. ADH DHUHAA 94. ALAM NASYRAH 95. AT TIIN 96. AL ‘ALAQ 97. AL QADAR 98. AL BAYYINAH 99. AL ZALZALAH 100. AL ‘AADIYAAT 101. AL QAARI’AH 102. AL-TAKAATSUR 103. AL ‘ASHR 104. AL HUMAZAH 105. AL FIIL 106. AL QURAISY 107. AL MAA’UN 108. AL KAUTSAR 109. AL KAAFIRUUN 110. AN-NASHR 111. AL-LAHAB 112. AL IKHLASH 113. AL FALAQ 114. AN-NAAS Ayat
wai‘tashimuu bihabli allaahi jamii’an walaa tafarraquu waudzkuruu ni’mata allaahi ‘alaykum idz kuntum a’daa-an fa-allafa bayna quluubikum fa-ashbahtum bini’matihi ikhwaanan wakuntum ‘alaa syafaa hufratin mina alnnaari fa-anqadzakum minhaa kadzaalika yubayyinu allaahu lakum aayaatihi la’allakum tahtaduuna
[3:103] Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

Bulan Rajab, Bulan Allah

'Bulan Rajab, Bulan Allah'

Rajab, benar-benar bulan Allah. Di bulan ini, hatimu akan mengajakmu untuk menghamba dengan sepenuh jiwa kepada Allah. Maka turutilah suara hatimu. Alangkah bahagia mereka yang memanfaatkan kesempatan bulan Rajab untuk mengabdi dan berjalan menuju nur ilahi…


Keutamaan bulan Rajab telah disinggung oleh Nabi SAW dan para Imam Suci Ahlul Bait (a.s) dalam banyak hadis. Diriwayatkan bahwa setiap kali hilal pertanda datangnya bulan Rajab terlihat, Nabi SAW mengangkat tangan dan berdoa ke hadirat Allah. Setelah mengucapkan pujian kepada Sang Khaliq, beliau bertakbir dan bertahlil sebanyak 30 kali lalu bersabda, “Bulan Rajab, bulan istighfar bagi umatku. Mintalah ampunan ilahi sebanyak mungkin di bulan ini, sebab Allah Maha Pengampun dan Penyayang.”


Di bulan ini, setiap malam hingga terbitnya fajar, malaikat Ilahi ditugaskan untuk menyuarakan panggilan; “Alangkah bahagianya Rajabiyyun. Alangkah bahagianya yang menyadari keutamaan bulan ini. Alangkah bahagianya mereka yang meraup berkah bulan Rajab.”

Rajabiyyun adalah orang-orang yang menyibukkan diri dengan penghambaan kepada ilahi, meniti jalan malakuti, menelusuri lembah makrifat. Mereka selalu menantikan terbukanya kesempatan untuk berbakti dan taat, untuk berdoa dan munajat. Mereka adalah singa-singa di siang hari dan sufi yang zuhud di kegelapan malam. Mereka tenggelam dalam samudera cinta tauhid, meneguk cawan-cawan cinta ilahi yang memabukkan. Mereka mencari kedekatan kepada Allah, kemuliaan, ketinggian dan keutamaan ilahiah.


Setiap kali tiba waktu-waktu mulia seperti Rajab, Sya’ban dan Ramadhan, mereka dahaga untuk meneguk air kecintaan rabbani. Dengan itu mereka meraih kembali kehidupan yang baru dengan kesegaran yang baru menyongsong datangnya jamuan ilahi di bulan suci Ramadhan dan malam yang penuh berkah Lailatul Qadr yang lebih utama dari seribu bulan.

Mereka yang telah melangkah ke dunia syuhud dan muraqabah pasti tahu akan keutamaan bulan ini. Mereka akan memanfaatkan secara maksimal kesempatan meraih derajat tinggi ruhani lewat bulan Rajab. Mereka menjaga diri jangan sampai melakukan pekerjaan yang membuat lupa akan akhirat dan lebih mementingkan dunia. Jika itu terjadi, maka kerugianlah yang akan terjadi.


Siapa saja yang ingin membersihkan hati dan ruhnya, maka ia harus mengerahkan segenap daya dan kekuatan untuk meraih ridha Allah, mempersembahkan amal perbuatan yang paling tulus dan ikhlas, serta menjaga diri jangan sampai terjerumus ke dalam jurang kesengsaraan dan dosa. Semua itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan keutamaan bulan Rajab. Jika seorang hamba berhasil melakukan hal-hal itu meski sedikit saja, maka hal itu sudah cukup baginya. Sebab, Allah telah menyiapkan pahala yang sangat besar untuk hambaNya yang berbuat dengan ikhlas, jauh dari syirik, riya’ dan kemunafikan. Besarnya pahala itu tak terhitung.


Dari Imam Shadiq (as) diriwayatkan bahwa beliau berkata, “Suatu hari Rasulullah Muhammad SAW bersabda, ‘Bulan Rajab adalah bulan Allah yang penuh kemuliaan dan keutamaan. Jika seseorang berpuasa pada satu hari di bulan ini, maka dia telah melakukan pekerjaan yang disenangi Allah dan dengannya ia telah memadamkan api kemarahan Allah serta menutup salah satu pintu neraka untuk dirinya. Rajab adalah bulan istighfar bagi umatku. Karena itu, perbanyaklah meminta ampunan Allah pada bulan ini. Allah Maha Pengampun dan Penyayang. Bulan Rajab juga dinamakan Asab, karena Allah mencurahkan rahmatNya untuk umatku di bulan ini. Karena itu perbanyaklah mengatakan, ‘Astaghfirullah wa as’aluhut taubah’. (Aku meminta ampunan dari Allah dan memohon taubah dariNya)

taghrib.ir


MAJELIS TAKLIM WADDA’WAH
LIL USTADZ HABIB SHOLEH BIN ACHMAD ALAYDRUS
http://massanto.blogspot.com
RAJAB BULAN ISTIGHFAR

Hari ini kita telah berada pada tanggal 1 Rajab 1429 H. itu berarti kita telah memasuki bulan yang penuh dengan keutamaan, kemuliaan dan penghormatan. Bulan yang sangan tepat untuk memperbanyak amal ibadah dan istighfar guna memasuki bulan Sya’ban dan persiapan menyambut Ramadhan.

Ibarat menanam tanaman, Rajab adalah bulan kita menanam benih-benihnya, Sya’ban kita menyirami dan memupuknya, sedang Ramadhan kita memanen hasilnya. Itulah keterkaitan tiga bulan tersebut. Demikianlah apa yang dikatakan oleh Imam Abu Bakar Al Warraq Al Balkhi. Beliau juga berkata, “Perumpamaan Rajab seperti angin, Sya’ban seperti awan (mendung)nya dan Ramadhan ibarat hujannya”.

Rajab tergolong salah satu dari Al Asyahrul Hurum, bulan-bulan penuh kehormatan dan kemuliaan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW.

Diantara kemuliaan yang ada di dalam bulan Rajab, adalah terkabulnya doa-doa hamba di dalamnya, terutama pada malam pertamanya, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): “Lima malam, tidak akan ditolak doa-doa didalamnya: awal Rajab, malam nisfu Sya’ban, malam Jum’at, malam Idul Fitri dan malam an Nahr(Idul Adha)”.(HR. Ibnu ‘Asakir)

Rajab adalah bulan Allah SWT yang dituangkan di dalamnya rahmat kepada hamba-hambaNya. Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):

“Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadahan bulan umatku”(Hadits mursal dari Al Hasan AL Bashri)

dengan berdasarkan hadits di atas, maka sebagian Ulama’ menyebutkan bahwa Rajab adalah bulan istighfar dan taubat kepada Allah sesuai dengan istilah ‘Rajab bulan Allah’. Sebagai hamba Allah, hendaknya di bulan Allah ini kita banyak bertaubat kepadaNya, kembali kepadaNya dan meminta maaf sepenuh hati ke hadirat Ilahi, agar benar-benar diampuni dan didekatkan kepadaNya.

Sedangkan Sya’ban sebagai bulan Nabi Muhammad SAW, maka sepantasnya dan layak untuk kita memperbanyak sholawat dan salam kepada beliau SAW dil bulan ini. Adapun Ramadhan seperti kita ketahui adalah bulan yang didalamnya diturunan Al Qur-an, maka hendaknya seorang hamba mengisi waktunya selama Ramadhan dengan banyak membaca AlQur-an disamping ibadah-ibadah yang lain.

Dalam kitab An Nafahat An Nuraniyyah, Syeikh Yusuf Khattar menyebutkan bahwa bulan Rajab memiliki 14 nama, dan banyaknya nama tersebut cukuplah menunjukkan kemuliaan dan kehormatannya. Nama-nama tersebut adalah: Rajab, Syahrullah (bulan Allah), Rajab Mudhar, Munshilul Asinnah, Al Ashom, Al Ashob, Munaffis, Muthahhir, Ma’alla, Muqim, Harim, Muqasyqisy, Mubarri’ dan Rard.

Selain istighfar, ibadah yang dianjurkan dilakukan di bulan Rajab adalah berpuasa, sekalipun tidak ada hadits khusus yang menyebutkan tentang keutamaan puasa di bulan Rajab ini secara khusus, tetai sudah termasuk dalam keumuman sunnahnya berpuasa pada Al Asyahrul Hurum, sebab Rajab termasuk Al Asyahrul Hurum.

Diriwayatkan dari ‘Urwah dia bertanya kepada Abdullah bin Umar,”Apakah Rasulullah SAW berpuasa di bulan Rajab?”, Ibnu Umar menjawab, “Benar dan beliau SAW memuliakannya”(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Paling sedikit puasa di bulan Rajab satu hari, yakni di hari pertama. Puasa dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulia lainnya, hukumnya sunnah. Diriwayatkan dari Mujibah Al Bahiliyah dari ayahnya, Rasulullah bersabda (yang artinya): Berpuasalah kalian di bulan-bulan haram atau tinggalkan (puasa).” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Achmad).

Sedangkan kita sudah mengetahui bahwa Rajab termasuk bulan-bulan haram (Al Asyhurul Hurum). Maka hadits tersebut di atas secara umum juga menunjukkan kesunahan puasa di bulan Rajab.

Diriwayatkan pula dari Abu Qilabah, seorang pembesar Tabi’in, beliau berkata,”Di surga terdapat sebuah istana yang diperuntukkan bagi orang-orang yang puasa di bulan Rajab”. Perihal Abu Qilabah, Imam Baihaqi berkata,”Beliau adalah pembesar Tabi’in, tidaklah beliau menyampaikan sesuatu kecuali karena mendengar generasi di atasnya (para sahabat)”.

Maka dari itu tersebutlah beberapa ulama salaf yang melakukan puasa Rajab sebulan penuh seperti Imam Abdullah bin Umar, Hasan Al Bashri, Abu Ishaq As Sabi’iy dan lainnya.

Lain lagi dengan Imam Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Sa’id Al Anshori beliau tidak menyukai berpuasa sebulan penuh dalam bulan Rajab karena ada keterangan dari sahabat Abdullah bin Abbas bahwa beliau tidak senang jika Rajab dipakai puasa sebulan penuh. Oleh karenanya untuk menghindari hal tersebut, kata Imam Ahmad bin Hambal :”Hendaknya seseorang tidak puasa satu atau dua hari di bulan Rajab”.

Hal ini rupanya sejalan dengan pendapat Imam Asy Syafi’i, beliau berkata:

Aku tidak suka jika seseorang berpuasa sebulan penuh seperti dia berpuasa Ramadhan. Alasannya adalah jangan sampai perbuatannya tadi diikuti oleh masyarakat awam (yang jahil) sehingga dikhawatirkan mereka akan menyangka bahwa hal itu hukumnya wajib. Dan akan hilang kemakruhan mengkhususkan Rajab dengan puasa tersebut, jika digabung dengan puasa sunnah lainnya, seperti puasa Rajab sebulan penuh dan dilanjutkan dengan puasa Sya’ban. (maka yang demikian tidaklah makruh)”.

Hadits lain yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab, antara lain, Imam Ath Thabarani meriwayatkan dari Sa’id bin Rasyid, Rasulullah SAW bersabda, (yang artinya):

Barang siapa berpuasa sehari di bulan Rajab, laksana ia puasa setahun. Bila berpuasa tujuh hari, ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam. Bila berpuasa delapan hari, dibukakan untuknya delapan pintu surga. Bila berpuasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya..”

meski begitu, menurut Imam Suyuthu dalam al Haawi lil Fataawi, hampir semua hadits tentang puasa Rajab tersebut berstatus Dha’if (kurang kuat). Akan tetapi hadits dha’if sebagaimana disepakati Ulama ahli hadist, dapat digunakan untuk memotivasi diri dalam fadhailul A’mal (mengerjakan amal-amal kebajikan), selagi tidak terlalu berat ke-dha’ifan-nya atau tidak ada dalam sanadnya seorang rawi yang suka berdusta atau dituduh suka berdusta.

Ada lagi satu amalan yang hendaknya kita ikuti dari Rasulullah, yaitu berdoa di bulan Rajab sebagaimana telah beliau ajarkan. Dari sahabat Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah SAW jika telah memasuki bulan Rajab beliau banyak berdoa: Allohumma baarik lana fii Rajab wa Sya’ban wa ballighna Ramadhan ( yang artinya: ya Allah berikanlah keberkahan buat kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan)

.

PERANAN HABAIB (‘ALAWIYIN) DI INDONESIA

SEJARAH SINGKAT TENTANG PERANAN ALAWIYIN DI INDONESIA
KEPADAMU KU TITIPKAN AL-QUR’AN DAN KETURUNANKU….
(Al-Hadith Rasullah s.a.w. Dirawikan oleh Imam Ahmad Ibn Hambal)

A. PENDAHULUAN
Pada zaman kekhalifahan Bani Abbas (750-1258 M) berkembanglah ilmu pengetahuan tentang Islam yang bercabang-cabang disamping kenyataan itu penghidupan lapisan atas menyimpang dari ajaran agama Islam. Dibentuknya dynasti Bani Abbas yang turun-temurun mewariskan kekhalifahan. Istilah “muslim bila kaif” telah menjadi lazim. Hidupnya keturunan Sayidatina Fatmah Al-Zahra dicurigai, tiada bebas dan senantiasa terancam, ini oleh karena pengaruhnya anak cucu dari Al-Hasan dan Al-Huseyn r.a. atas rakyat sangat besar dan diseganinya. Keinginan kebanyakan orang Muslim adalah seorang keturunan Nabi yang seharusnya memegang kekhalifahan. Banyak yang dipenjarakan dan dibunuhnya oleh karenanya banyak pula yang pindah dan menjalankan diri dan pusat Bani Abbas di Bahdad,

AHMAD BIN ISA r.a.
Dalam keadaan sebagai diuraikan di atas, yang pasti akan dikutuk Allah s.w.t. dan dengan hendak memelihara keturunannya dari kesesatan, mengulangilah AHMAD BIN ISA BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN JA’FAR BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN AL-HUSEYN r.a. duanya sayidina Ibrahim a.s. yang tersurat dalam Al-Qur’an surat 14 ayat 37 dan dipilihnya Hadramaut yang bertetanaman, untuk menetap dan berhijrahlah beliau dari Basrah ke Hadramaut, dimana beliau wafat di Hasisah pada tahun 345 H.

ALWI BIN UBAIDILLAH….ALAWIYIN
Keturunan dari AHMAD BIN ISA tadi yang menetap di Hadramaut dinamakan ALAWIYIN ini dari nama cucunya AL-WI BIN UBAIDILLAH BIN AHMAD BIN ISA yang dimakamkan di Sumul.
Keturunan sayidina Al-Hasan dan Al-Huseyn r.a. disebut juga ALAWIYIN dari sayidina Ali bin Abi-Talib k.w, Keluarga Al-Anqawi, Al-Musa-Alkazimi, Al-Qadiri dan Al-Qudsi yang terdapat sedikit di Indonesia adalah Alawiyin, tapi bukan dari Alwi bin Ubaidillah.

MUHAMMAD AL-FAQIH AL-MUQADDAM
Luput dari serbuan Hulaku, saudara maharaja Cina, yang mentamatkan kekhalifahan Bani Abbas (1257 M), yang memang telah dikhawatirkan oleh AHMAD BIN ISA akan kutukan Allah s.w.t, maka di Hadramaut Alawiyin menghadapi kenyataan berlakunya undang-undang kesukuan yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan kenyataan bahwa penduduk Hadramaut adalah Abadhiyun yang sangat membenci sayidina Ali bin Abi-Talib r.a. Ini ternyata pula hingga kini dari istilah-istilah dalam loghat orang Hadramaut. Dalam menjalankan “tugas suci”, ialah pusaka yang diwariskannya, banyak dari pada suku Alawiyin tiada segan mendiami di lembah yang tandus. Tugas suci itu terdiri dari mengadakan tabligh-tabligh, perpustakaan-perpustakaan, pesantren-pesantren (rubat) dan masjid-masjid.

Alawiyin yang semuala bermazhab “Ahli-Bait” mulai memperoleh sukses dalam menghadapi Abadhiyun itu setelah Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam BIN ALI BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN ALWI BIN MUHAMMAD BIN ALWI BIN UBAIDILLAH melaksanakan suatu kompromis dengan memilih mazhab Muhammad bin Idris Al-Syafi-I Al-Quraisyi, ialah yang kemudian disebut mazhab Sayfi-I, Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam ini wafat di Tarim pada tahun 653 H.

TUGAS SUCI (ISLAMISASI)
Alawiyin dalam menyebarkan agama Islam menyeberang ke Afrika Timur, India, Malaysia, Thailand (Siam), Indonesia Tiongkok (Cina), Filipina, dsb.

b. ALAWIYIN DI INDONESIA SEBELUM DIJAJAH BELANDA
Sebelumnya orang Barat datang, maka berkembanglah agama Islam dengan baik sekali dan terbentuklah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Runtuhnya Kerajaan Islam di semenanjung Iberia dalam abad ke VI M. dengan jatuhnya Al-Andalus (1492 M), mengakibatkan pengerjaan bangsa Spanyol terhadap Muslimin, pengejaran mana diberkati Paus Roma. Jika kehendak orang Spanyol menyeranikan, maka kehendak orang Portugis ialah berniaga dengan orang Muslim di Indonesia, dan oleh karena ini orang Portugis ialah memperoleh sukses. Sebab peperangan di Europa antara Spanyol sepihak dengan masing-masing Belanda dan Inggris, maka kedua bangsa ini turut juga datang ke Indonesia ditentang oleh kaum Muslimin di tanah air kita.

c. ALAWAYIN DI INDONESIA DI MASA JAJAHAN BELANDA
Dengan pelbagai tipu muslihat dan fitnah akhirnya Belanda disokong oleh negara-negara Barat lain, dapat menguasai Indonesia dan ekonomi Belanda mulai berkembang pesat sesudahnya dapat dipergunakan kapal uap. Alawiyin dari pada awalnya jajahan Belanda mulai merasakan rupa-rupa kesulitan, oleh karena Belanda melihat bahwa Alawiyin-lah yang dalam segala lapangan menjadi pelopornya, baik di medan perang maupun dalam bidang pengangkutan barang-barang lewat lautan atau bidang kebudayaan (agama).

Dilarangnya Alawiyin menetap di pedalaman pulau Jawa, dilarangnya berkeluarga dengan anggota istana (yang memang keturunan Alawiyin), hingga yang tiada mampu pindah ke perkampungan tertentu di bandar-bandar di tepi laut, atau karena sebab lain, mengambil nama keluarga Jawa agar dianggapnya orang Jawa asli, pribumi. Oleh karenanya pindahanya Alawiyin dari pedalaman ke bandar-bandar di pinggir laut, maka pula pusat ke-Islaman pindah ke utara seperti Semarang, Surabaya, Jakarta, dst. Yang tidak dapat berpindah dari pedalaman menetap di perkampungan-perkampungan yang disebut “kaum” Suku-suku Alawiyin yang telah anak-beranak dan tiada mampu pindah ke kota-kota besar dan mengambil nama ningrat Jawa, ialah banyak dari pada Al-Basyiban, Al-Baabud, Al-Binyahya, Al-Aydrus, Al-Fad’aq dan lain-lain lagi. Dalam keadaan yang demikian itu, Belanda baru mulai berusaha menyeranikan Jawa Tengah, dimana Islam tiada dapat berkembang oleh karena peperangan-peperangan melawan Belanda dan berhasilnya aneka fitnah yang Belanda ciptakan antara penguasa-penguasa pribumi sendiri.

Anak Muslim tiada boleh bersekolah, sedangkan anak Kristen dapat pendidikan dan pelajaran modern. Kemudian di-izinkan bersekolah Belanda anak-anak orang yang berpangkat pada pemerintah jajahan, dan diharuskan mereka tinggal (yakni in de kost) pada pejabat Belanda. Katanya agar, dapat lancar berbicara bahasa Belanda dan mengikuti pelajaran-pelajaran yang diberi dalam bahasa itu; sebetulnya untuk menjadikan kanak-kanak itu berfikir dan hidup secara orang Belanda, dan untuk mengasingkan mereka dari bangsawan sendiri, dari adat-istiadat dan agamanya. Anak rakyat biasa, awam, mengaji, baik pada madrasah-madrasah Alawiyin atau pesantren-pesantren.

Hubungan Alawiyin dengan para kiyahi erat sekali. Untuk melumpuhkan berkembangnya agama islam di antara anak-anak rakyat jelata, Belanda mengadakan sekolah-sekolah Hollands Inlandse School (H.I.S) dengan syarat bahwa murid tiada boleh bersaring dan berkopya-pici, harus mengenakan celana pendek sampai atas lutut, pakaian mana bukan kebiasaan orang yang mendirikan salat. Jangan sampai kanak-kanak dapat membaca Al-Qur’an dan kitab-kitab agama Islam yang tertulis dengan huruf Arab, Belnda mengajar dengan sungguh menulis dengan huruf lain, dan mengadakan buku-buku yang menarik, dalam huruf ini, untuk maksud mana dibentuknya Balai Perpustakaan. Banyak buku-buku yang dikarang oleh pendeta dan padri indolog dan orientalis, mengandung racun bagi anak murid yang pengetahuannya tentang Islam dan tarikhnya masih sangat Dangkal.

Alawiyin menolak tawaran Belanda untuk membangun Hollands-Arabise School (H.A.S, dan menolak pula subsidi dari pemerintah jajahan bagi madrasah-madrasahnya, karena curiga dan takut dri tipu muslihat dan pengaruh Belanda yang berniat merusak agama Islam. Alawiyin tiada dibolehkan menidirkan cabang-cabang mandrasah di kota-kota besar dengan nama yang sama, oleh karena itu nama-nama madrasah yang sama skala pendidikannya, berlainan namanya. Para guru dari negara Islam didatangkan untuk mengajar di madrasah-madrasah, dan kanak-kanak yang berbakat dikirim lanjutkan pelajarannya ke Hadramaut, Hejaz, Istanbul, Kairo dan lain-lain.

Disamping perguruan, Alawiyin aktif juga di lapangan politik hingga beberapa orang ditangkap dan dipenjarakan. Melawan Belanda antara mana di Aceh, dan sesudah Aceh ditaklukannya, Muslimin hendak mengadakan pemberontakan disana dengan mengibarkan bendera Khalifah Muslimin. Alawiyin hendak menerbitkan pemberontakan di Singapura di kalangan tertentu Muslimin India yang Inggeris hendak berangkatkan untuk berperang di iraq (Perang Dunia I). Perlu juga diketahui bahwa Alawiyin senantiasa berhubungan dengan Muslimin di luar negeri, orang-orang yang terkemuka dan berpengaruh, teristimewa dengan Padisyah, Khalifatul Muslimin, di Istanbul, yang atas aduan Alawiyin pernah mengirim utusan rahasia untuk menyelidiki keadaan-keadaan Muslimin di Indonesia.

d. ALAWIYIN DI INDONESIA DI MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG
Pendudukan militer Jepang menindas dan mematikan segala kegiatan Alawiyin, terutama dalam bidang politik, peguruan tabligh, pemeliharaan orang miskin dan anak yatim. Perpustakaan yang tidak dapat dinilai harganya di-angkat Jepang, entah kemana. Semua kibat ada capnya dari Al-Rabitah Al-alawiyah yang berpengurus-besar hingga kini di Jalan Mas Mansyur (dahulu jalan Karet) No. 17 Jakarta Pusat (II/24).

e. ALAWIYIN DI INDONESIA SETELAH MERDEKA
Pemuda Alawiyin turut giat melawan Inggeris dan Belanda (Nica), bergerilya di pegunungan. SEMUA PEMUDA ALAWIYIN ADALAH WARGANEGARA INDONESIA dan masuk berbagai partai Islam. Dalam lapangan ekonomi mereka sangat lemah hingga kini belum dapat merebut kembali kedudukannya seperti sebelumnya pecah perang dunia ke-dua dengan lain kata, jika Alawiyin sebelumnya Perang Dunia ke II dapat membentuk badan-badan sosial seperti gedung-gedung madrasah, rumah yatim piatu, masjid-masjid dan membayar guru-guru yang cakap, maka sekarang ini dengan susah payah mereka membiayai pemeliharaannya dan tidak dapat lagi memberi tenaga guru-guru sepandai dan seacakap yang dahulu, meskipun kesempatan kiniadalah lebih baik dari dan pertolongan pemerintah ala qadarnya. Kegiatan yang tersebar sampai di pelosok-pelosok kepualauan Indonesia.

Alawiyin yang lebih dikenal dengan sebutan sayid, habib, ayib dan sebagainya tetap dicinta dimana-mana dan memegang peranan rohani yang tidak dapat dibuat-buat sebagaimana juga di negara islam lain. Kebiasaan dan tradisi Alawiyin di-ikuti dalam Perayaan maulid Nabi, haul, nikah, upacara-upacara kematian dan sebagainya.

Suku-suku Alawiyin di Indonesia yang berjumlah kurang lebih 50.000 orang; ada banyak yang besar, antara mana Al-Saggaf, Al-Attas, Al-Syihab, Al-Habasyi, Al-Aydrus, Al-Kaf, Al-Jufri, Al-Haddad dan semua keturunan asal-usul ini dicatat dan dipelihara pada Al-Maktab Al-Da-imi yaitu kantor tetap untuk statistik dan pemeliharaan nasab sadatul-alawiyin yang berpusat di gedung “Darul Aitam”

nurulmusthofa.org

April 2024
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Klik tertinggi

  • Tidak ada

Blog Stats

  • 32.264 hits

Chat